Judul Tulisan : Cerita Cinta Masa SMP
Penulis : Rosa Amelia
Cerita Cinta Masa SMP
Di sebuah sekolah
menengah pertama di daerah bogor jawa barat aku memiliki seorang teman dekat
yang duduk di kelas 9.5 (sekelas denganku) bernama Berilia Novia yang terkenal
cantik dan manis, teman-temanku di sekolah biasa memanggilnya dengan sebutan
Beril. Sebagai wanita yang baru beranjak remaja Beril pun ingin mengenal lawan
jenisnya lebih dekat sehingga ia mulai chatting
dengan lawan jenis. Tetapi ada kisah yang lucu ketika Beril pertama kali
bertemu denga laki-laki chattingannya
yang menjadi kenangan yang lucu sampai saat ini ketika kami beranjak dewasa.
Kisah ini akan aku tuangkan dalam sebuah cerpen singkat dan dapat dinikmati
oleh teman-teman semua.
Di suatu pagi di sebuah
sekolah menengah pertama tempat aku menuntut ilmu ketika lonceng sekolah
berdering keras tanda kegiatan belajar mengajar akan segera dimulai, kelas 9.5
yang menjadi kelasku dan Beril menunggu guru pelajaran pertama di hari itu.
Namun hampir 30 menit berlalu guru yang kami nantikan belum kunjung datang.
Tiba-tiba Beril beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri tempat dudukku, dia
berdiri di sampingku dan membungkuk agar dapat menjangkau telingaku karena aku
sedang duduk, dia membisikanku “Meli, lu mau gak nemenin gue nanti pulang
sekolah?”, dengan sedikit bingung aku pun balik bertanya padanya “nemenin
kemana ril?”, dengan sedikit senyuman ia kembali membisikan sesuatu di
telingaku “gue mau ketemuan sama cowok chattingan gue,, hihiihihihi”, dengan
nada sedikit kaget aku pun kembali menjawab “hah?! Seriusan lo? Eciee”. Obrolan
seru pun terus berlanjut sampai dengan guru pelajaran pertama di hari itu
datang.
Ketika bel pulang
berbunyi Beril dengan segeranya menghampiriku dan menarik tanganku. Dengan
tergesa-gesa Beril berlari sambil memegang tanganku menuju gerbang sekolah
untuk segera menaiki angkot yang akan mengantarkan kami ke mall tempat tujuan
kami. Setelah tiba di angkot Beril pun tertawa kecil karena kelakuannya, dan
aku pun menyusul tawanya. Mobil angkot yang kami naiki terus melaju, dan sambil
menunggu angkot kami berhenti di tempat tujuan kami pun berbincang-bincang
mengenai laki-laki yang akan dijumpai oleh Beril.
Aku bertanya kepada
Beril ”Ril, lu serius mau nemuin cowok itu?”, kemudian Beril menjawab “ya iyalah
mel gue serius, kalo gak ngapain gue semangat narik tangan lo buat nemenin gue
nemuin dia?”, aku pun kembali membalas perkataan Beril “yah gue takut lo kecewa
aja, lo kan belum pernah ketemu sama dia sebelumnya, kalo misalkan dia gak
sesuai sama kriteria lo gimana?”, Beril pun menjawab ”yah namanya juga baru mau
kenalan, emang mau langsung jadian?, kalo gue merasa gak cocok yah gak usah
dilanjutin”. Aku hanya tersenyum kecil mendengar perkataan Beril.
Tak terasa Aku dan
Beril telah tiba di mall tujuan kami, setelah turun dari angkot Beril
menggenggam tanganku dan bersama-sama memasuki mall tempat Beril akan bertemu
laki-laki chattingannya. Setelah tiba
di dalam mall aku bertanya kepada Beril “ril, lu janjian dimananya sama cowok chattingan lo itu?”, dia menjawab “nih
dia bilang dia nunggu di lantai tiga deket bioskop”. Lalu aku dan Beril pun
bergegas menuju lantai tiga mall tersebut. Setelah tiba di mall tersebut aku
dan Beril kebingungan karena kami tidak tau bagaimana wajah laki-laki yang
hendak ditemui oleh Beril. Lalu saya menyuruh Beril untuk menghubungi laki-laki
itu untuk menanyakan keberadaannya “Ril, hubungin gih dia.. tanyain dia dimana?
Cirri-cirinya kayak gimana?”. Kemudain Beril pun meraih ponselnya dan menelpon
laki-laki yang hendak ia temui itu.
Telpon dari Beril pun diangkat
oleh laki-laki itu kemudian Beril berkata “heii, kamu yg mana sih? Aku kan gak
tau muka kamu, kamu samperin aku dong aku udah di depan bioskop”, laki-laki itu
menjawab “iya aku di tempat makan deket bioskop nih pake baju SMA”. Kemudian Beril
menengok ke arah tempat makan dan melihat sosok laki-laki berbaju seragam putih
abu-abu, dan laki-laki itu pun mengetahui yang mana Beril karena laki-laki itu
melihat Beril saat Beril masih menghubunginya dengan ponsel. Dengan jalan yang
sedikit cepat laki-laki itu menghampiri aku dan Beril, tetapi entah mengapa
saat laki-laki itu menghampiri kami, Beril menggenggam tanganku dengan erat
sekali. Ketika laki-laki itu telah berada di hadapan aku dan Beril, laki-laki
itu tersenyum dan bertanya kepada Beril “heii, kamu Beril ya? Aku kiki”,
laki-laki itu menyodorkan tangannya kepada Beril untuk bersalaman, Beril pun membalas
ajakan salaman tersebut. Laki-laki itu juga melakukan hal yang sama kepadaku.
Wajah Beril mendadak
merah dan ia pun kembali menggenggam erat tanganku, mukanya memerah entah
mengapa. Beril pun hanya menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari laki-laki itu
dengan menjawab seperlunya. Laki-laki itu mulai merasa risih dengan sikap Beril
yang bermalas-malasan menanggapi pertanyaan-pertanyaannya. Entah karena ingin
menghindari laki-laki itu atau benar-benar ingin buang air, Beril pergi ke
kamar kecil dan meninggalkan aku dan kiki berdua. Mungkin karena heran dengan
sikap Beril padanya, kiki pun bertanya padaku “maaf mbak, mbak siapa namanya?”,
aku pun menjawab “oh aku meli..”, dengan wajah penasaran kiki bertanya padaku “mel,
kalo boleh tau beril kenapa ya males-malesan ngobrol sama aku?”, dengan sedikit
bingung aku menjawab “hhmmm Beril anaknya emang sedikit pemalu, mungkin dia
grogi ketemu kamu, namanya juga baru pertama kali ketemu”, kiki pun terdiam
sejenak lalu berbicara lagi kepadaku “ooh,, aku pikir ada yang salah sama diri
aku, yah gak enak aja daritadiaku ajak ngobrol jawabnya kayak males-malesan..”,
aku pun menjawab “gak kok ki,, emang Beril itu orangnya begitu suka malu-malu
kalo baru pertama kali kenal orang, maafin sikap Beril ya ki.. “, kiki pun
menjawab dengan sedikit senyum “iya mel gak papa”.
Setelah beberapa menit,
Beril pun tiba dari kamar kecil, lalu mengajakku pulang dengan alasan mamanya
memintanya untuk segera pulang karena waktu sudah hampir petang. Setelah pamit
dengan kiki kami berdua pun pulang, setelah berada dalam angkot menuju rumah
kami masing-masing, dengan rasa penasaran aku bertanya pada Beril “Ril, lu
kenapa sih tadi nanggepin obrolannya kiki males-malesan, kan kasian dia ih
bela-belain dateng buat lo tapi respon lo kayak gitu”, dengan sedikit ketawa
kecil Beril pun menjawab “meliiii pliss deh gue ilfill banget,, abisnya dia
pendek, trus item,, jadinya gue gaksanggup berkata-kata….”, lalu aku pun ikut
tertawa kecil sambil menjawab “ya ampun Riiiilll… jadi gara-gara itu lu jadi
diem aja dari tadi,,, gak boleh gitu ah ciptaan Tuhan tuuhh…. Gue kira lo
kenapa ya ampuuun…..”, Beril menjawab “ya tau mel itu ciptaan Tuhan, tapi kalo
gue gak suka gimana,,,, meliiii lain kali kalo mau ketemu cowok gue harus minta
fotonya duluuuuuuu”, aku menjawab ”yaudah lain kali minta aja fotonya dulu
sebelum ketemuan, daripada anak orang lu diemin lagi ga-gara ilfill… hahahaha”.
Akhirnya kami pun tiba
di rumah masing-masing, dan hingga malam tiba kami masih smsan membahas perihal
kejadian sore ini yang sangat mengesankan. Hingga keesokan harinya di sekolah
kami masih asik membicarakan peristiwa itu di kelas bersama teman-teman yang
lainnya. Itulah sedikit kisah yang kumiliki di masa SMP, semoga bermanfaat dan
bisa menjadi cerita yang menghibur teman-teman semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar