Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu pengetahuan yang
berperan untung melihat lebih dekat masalah-masalah social khususnya yang
diwujudkan oleh seluruh masyarakat Indonesia dengan berpegang pada fakta,
konsep dan juga teori yang berasal dari bidang pengetahuan keahlian dalam
lapangan ilmu-ilmu pengetahuan sosialseperti sejarah, ekonomi, geografi,
social, sosiologi, antropologi, dan psikologi social.
Berikut akan diperlihatkan contoh-contoh Ilmu Sosial Dasar
Nasional.
1.
Migrasi
Kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan adalah salah
satu faktor dari terjadinya migrasi. Yang mana migrasi merupakan suatu
peristiwa dimana sejumlah individu melakukan perpindahan dari satu tempat ke tempat
lain dengan tujuan tertentu. Perpindahan penduduk yang berlangsung dalam
masyarakat ada dua macam, diantaranya perpindahan vertikal, yaitu pindahnya
status manusia dari kelas rendah ke kelas menengah (misal dari desa ingin
melanjutkan studi dikota), dari pangkat yang rendah ke pangkat yang lebih
tinggi (misal dari lulusan yang bagus ingin mencari kerja dikota), atau
sebaliknya. Perpindahan horizontal, yaitu perpindahan secara ruang atau secara
geografis dari suatu tempat ke tempat yang lain. Peristiwa inilah yang sering
disebut dengan migrasi, meskipun tidak setiap gerak horizontal disebut migrasi.
Migrasi yang terjadi di negara kita selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya.
Banyak dari mereka mengadu nasib di kota-kota besar demi menghidupi keluarga di
kampung ataupun melanjutkan studinya. Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya
suatu migrasi antara lain :
- Faktor ekonomi, karena lahan kerja yang ada di
Indonesia tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk, banyak dari penduduk kita
yang melakukan migrasi demi mengais rezeki, mereka mencari kerja ke kota besar
seperti Jakarta dengan tujuan untuk dapat merasakan kehidupan yang layak.
- Faktor keselamatan dan keamanan, seperti para
penduduk yang sering mengalami bencana longsor, kebanjiran, gunung meletus,
gempa bumi mereka yang ingin melindungi diri pasti akan bermiggrasi kedaerah
lain dengan tujuan agar bisa terhindar dari bercana tersebut.
- Faktor pendidikan, adanya jaminan pendidikan yang
lebih layak menyebabkan banyak pelajar dari daerah bermigrasi untuk melanjutkan
studinya ke kota.
- Faktor ingin merasakan tinggal dikota-kota besar karena fasilitas yang lebih memadai seperti pusat-pusat perbelanjaan yang strategis, mencari sesuatu lebih mudah didapat.
- Faktor ingin merasakan tinggal dikota-kota besar karena fasilitas yang lebih memadai seperti pusat-pusat perbelanjaan yang strategis, mencari sesuatu lebih mudah didapat.
Dengan adanya faktor-faktor diatas menyebabkan
timbulnya suatu dampak. Adapun dampak
negatif dari adanya migrasi ke daerah yang dituju yaitu, kota-kota besar
seperti Jakarta bertambah padat, jalanan semakin macet, banyak terbentuk
perkampungan kumuh karena gagal mencari kerja,
lapangan kerja semakin sempit, banyaknya pengangguran karena tidak
sesuainya jumah lapangan pekerjaan. Ada pula dampak positif migrasi dari daerah
yang ditinggalkan antara lain, keluarga yang ditinggal di kampung mengalami
peningkatan taraf hidup, berkurangnya jumlah penduduk sehingga menyebabkan
berkurangnya pengangguran, seimbangnya lapangan pekerjaan. Selain dampak
positif ada juga dampak negatif bagi daerah yang ditingggalkan yaitu,
berkurangnya tenaga kerja muda, semakin berkurangnya tenaga penggerak
pembangunan di desa, terbatasnya jumlah kaum intelektual di desa dan masih banyak
lagi. Adapun usaha pemerintah dalam menanggulangi migrasi antara lain :
- Membangun sarana dan prasarana di bidang
transportasi antardesa
- Melaksanakan program pembangunan pedesaan dengan
mengembangkan potensi desa
- Menggalakkan kegiatan industry kecil/industri rumah
tangga di desa.
- Meningkatkan penyuluhan program Keluarga Berencana
untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk
- Pembangunan fasilitas yang lebih lengkap seperti
pendidikan dan kesehatan
- Meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara intensifikasi
(sapta usaha tani) dan diversifikasi pertanian
2.
Pengangguran di Indonesia
Banyak sekali anggota masyarakat di Indonesia yang mengalami penganguran
hingga mencapai jumlah jutaan. Pengangguran itu sendiridisebabkan karena
berbagai faktor antara lain kurangnya lapangan pekerjaan, rendahnya tingkat
pendidikan dari individu, serta jumlah manusia di Indonesia yang semakin lama
semakin bertambah banyak dan padat. Pengangguran menyebabkan banyak masyarakat
di Indonesia berada dalam tingkat kemiskinan.
Berikut merupakan suatu peristiwa pengangguran yang terjadi di Indonesia.
Jumlah pengangguran pada Februari 2012 mencapai 7,6 juta orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung menurun, dimana TPT Februari 2012 sebesar 6,32 persen turun dari TPT Agustus 2011 sebesar 6,56 persen dan TPT Februari 2011 sebesar 6,80 persen.
Pada Februari 2012, TPT untuk
pendidikan menengah masih tetap menempati posisi tertinggi, yaitu TPT Sekolah
Menengah Atas sebesar 10,34 persen dan TPT Sekolah Menengah Kejuruan sebesar
9,51 persen.
Jika dibandingkan keadaan Agustus
2011, TPT pada hampir semua tingkat pendidikan cenderung turun, kecuali TPT
untuk tingkat pendidikan SD kebawah naik 0,13 persen poin dan TPT untuk tingkat
pendidikan Diploma I/II/III naik 0,34 persen poin.
"Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada
Februari 2012 mencapai 120,4 juta orang, bertambah sekitar 3,0 juta orang
dibanding angkatan kerja Agustus 2011 sebesar 117,4 juta orang atau bertambah
sebesar 1,0 juta orang dibanding Februari 2011," seperti dikutip dalam
situs BPS, hari ini.
Sementara jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2012
mencapai 112,8 juta orang, bertambah sekitar 3,1 juta orang dibanding keadaan
pada Agustus 2011 sebesar 109,7 juta orang atau bertambah 1,5 juta orang
dibanding keadaan Februari 2011.
Selama setahun terakhir (Februari
2011―Februari 2012), jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan, terutama
di Sektor Perdagangan sekitar 780 ribu orang (3,36 persen) serta Sektor
Keuangan sebesar 720 ribu orang (34,95 persen).
Sedangkan sektor-sektor yang
mengalami penurunan adalah Sektor Pertanian 1,3 juta orang (3,01 persen) dan
Sektor Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi sebesar 380 ribu orang (6,81
persen).
Penulis: Ayyi Achmad Hidayah
3. Korupsi di Indonesia
Tindak
korupsi di Indonesia sangat merajalela, banyak para petinggi negeri ini yang
khilaf melakukan tindak tersebut. korupsi sangatlah disayangkan karena tindakan
tersebut dapat merugikan banyak pihak terutama masyarakat Indonesia yang
menjadin dampak dari tindak korupsi yang dilakukan oleh para petinggi negeri
ini. Berikut akan diperjelas mengenai tindak korupsi di Indonesia.
Korupsi di Indonesia berkembang secara sistemik. Bagi banyak orang korupsi bukan lagi merupakan suatu pelanggaran
hukum, melainkan sekedar suatu kebiasaan. Dalam seluruh penelitian perbandingan
korupsi antar negara, Indonesia selalu menempati posisi paling rendah.
Perkembangan korupsi di Indonesia
juga mendorong pemberantasan korupsi di Indonesia. Namun hingga kini pemberantasan
korupsi di Indonesia belum menunjukkan titik terang melihat peringkat Indonesia
dalam perbandingan korupsi antar negara yang tetap rendah. Hal ini juga
ditunjukkan dari banyaknya kasus-kasus korupsi di Indonesia.
*Pemberantasan korupsi di Indonesia :
Orde LamaDasar Hukum: KUHP (awal), UU 24 tahun 1960
Antara 1951 - 1956 isu korupsi mulai diangkat oleh koran lokal seperti Indonesia Raya yang dipandu Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar. Pemberitaan dugaan korupsi Ruslan Abdulgani menyebabkan koran tersebut kemudian di bredel. Kasus 14 Agustus 1956 ini adalah peristiwa kegagalan pemberantasan korupsi yang pertama di Indonesia, dimana atas intervensi PM Ali Sastroamidjoyo, Ruslan Abdulgani, sang menteri luar negeri, gagal ditangkap oleh Polisi Militer. Sebelumnya Lie Hok Thay mengaku memberikan satu setengah juta rupiah kepada Ruslan Abdulgani, yang diperoleh dari ongkos cetak kartu suara pemilu. Dalam kasus tersebut mantan Menteri Penerangan kabinet Burhanuddin Harahap (kabinet sebelumnya), Syamsudin Sutan Makmur, dan Direktur Percetakan Negara, Pieter de Queljoe berhasil ditangkap.
Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar
justru kemudian dipenjara tahun 1961 karena dianggap sebagai lawan politik Sukarno.
Nasionalisasi perusahaan-perusahaan
Belanda dan asing di Indonesia tahun 1958 dipandang sebagai titik awal
berkembangnya korupsi di Indonesia. Upaya Jenderal AH Nasution mencegah
kekacauan dengan menempatkan perusahaan-perusahaan hasil nasionalisasi di bawah
Penguasa Darurat Militer justru melahirkan korupsi di tubuh TNI.
Jenderal Nasution sempat memimpin tim
pemberantasan korupsi pada masa ini, namun kurang berhasil.
Pertamina adalah suatu organisasi yang merupakan lahan korupsi
paling subur.Kolonel Soeharto, panglima Diponegoro saat itu, yang diduga terlibat dalam kasus korupsi gula, diperiksa oleh Mayjen Suprapto, S Parman, MT Haryono, dan Sutoyo dari Markas Besar Angkatan Darat. Sebagai hasilnya, jabatan panglima Diponegoro diganti oleh Letkol Pranoto, Kepala Staffnya. Proses hukum Suharto saat itu dihentikan oleh Mayjen Gatot Subroto, yang kemudian mengirim Suharto ke Seskoad di Bandung. Kasus ini membuat DI Panjaitan menolak pencalonan Suharto menjadi ketua Senat Seskoad.
http://laluilmi.blogspot.com/2009/12/ilmu-sosial-dasar-sebagai-salah-satu.html
http://kodimsblog.blogspot.no/2010/04/jenis-jenis-migrasi-dan-faktor-faktor.html
http://vhie-love-fti.blogspot.no/2010/01/penyebab-terjadinya-migrasi.html
http://taadeers.blogspot.no/2010/10/migrasi-penduduk.html
http://www.beritasatu.com/ekonomi/46657-pengangguran-di-indonesia-mencapai-7-6-juta-orang.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi_di_Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar