Selasa, 03 April 2012

Cerpen


SAHABAT SEJATI


      Disebuah sekolah SMA ada lima orang sahabat, mereka adalah Vanya, Melly, Funka, Foska dan Dayron. Mereka berlima bertemu saat masa bimbingan siswa saat mereka masuk ke SMA itu. Mereka berlima memiliki prinsip bahwa masalah salah satu dari mereka adalah masalah mereka bersama, dan apapun yang terjadi mereka akan selalu nersama sampai kapanpun, saling berbagi kesulitan, berbagi kebahagiaan, saling mendukung, saling membantu, saling melengkapi, dan selalu berbagi satu sama lain.
     
     Di suatu sore di sebuah kelas vanya dan dayron sedang membahas materi yang akan disampaikan guru pada hari itu, ketika mereka sedang asyik membahas materi tiba-tiba melly datang dengan isak tangisnya yang membuat vanya langsung bertanya, ”Melly?? Ada apa sama kamu???”, mendengar pertanyaan dari Vanya, Melly hanya terdiam sambil duduk di kursinya. Melihat sikap sahabatnya yang ganjil itu kemudian Vanya beranjak dari kursinya dan datang menghampiri Melly dan memegang tangannya lalu bertanya, ” Melly... Cerita dong kalo ada masalah, jangan dipendam sendiri aja”, Dayron pun juga ikut beranjak dari kursinya lalu menghampiri Vanya dan Melly dan kemudian berbicara kepada Melly, ”iya mel, kalo ada masalah jangan dipendam sendiri aja, berbagi dong sama kita-kita, kita kan sudah berprinsip bahwa kita harus saling berbagi baik itu kesulitan maupun kesenangan kita”. Tak lama kemudian datanglah Funka dan Foska ke dalam kelas, melihat ketiga sahabat mereka berkumpul kemudian mereka berdua menghampiri ketiga sahabatnya itu, melihat Melly menangis Foska pun dengan segera bertanya kepada Melly, ”Melly, kenapa kamu nangis?? Ada apa Mel???”. Dan akhirnya Melly pun mau bercerita kepada keempat sahabatnya itu, Melly pun menjawab, ” aku sedih, setiap hari mendengar pertengkaran mama dan papa, mereka selalu bertengkar dan membuatku tidak tenang, aku rasanya ingin pergi dari rumah”. Mendengar pernyataan sahabatnya itu Funka pun langsung menjawab, ” berarti kita harus berbicara dengan orang tuanya Melly tuh”, dengan refleknya Melly menjawab, ”jangan Funka!! Aku takut.. ”, kemudian Vanya menjawab, ” kenapa mesti takut Mel?? Kita lakukan itu agar orangtuamu tuh sadar bahwa selama ini tuh jiwa anaknya terganggu karena sikap mereka yang seenaknya, kita gamau kamu kayak gini terus Mel..”. Akhirnya Melly pun setuju dengan niatan Funka.

     Keesokan harinya Funka, Vanya, Dayron dan Foska pun ke rumah Melly sepulang sekolah, mereka berempat datang dengan tujuan memberikan pengertian kepada orangtua Melly tentang keadaan Melly selama ini yang disebabkan oleh sikap mereka.
Kedua orang tua Melly menerima kedatangan keempat anak itu dan mempersilahkannya duduk di ruang tamu, kedua orangtua Melly sudah tau mereka berempat adalah sahabat Melly. Dengan suara lantangnya papa Melly bertanya, ” ada keperluan apa kalian bertamu kesini??”, kemudian dengan segera Vanya menjawab, ”Begini om, bukannya kami ingin mencampuri urusan keluarga om, kami sebagai sahabat yang sangat mencintai Melly tidak tahan melihat Melly bersedih”, lalu papa Melly menjawab, ”sedih?? Sedih kenapa???”, lalu Foska menjawab, ”ia om, kemarin Melly menangis di kelas, Melly menangis setelah menyaksikan om dan tante bertengkar setiap hari, kasian om, Melly itu masih muda tetapi jiwanya sudah terguncang melihat perkelahian orangtuanya, kami hanya takut jika Melly terus-terusan seperti ini prestasi di sekolahnya akan turun om, tante. Mendengar pernyataan Foska kedua orangtua Melly pun terdiam sambil memikirkan perbuatan mereka kepada Melly, putri tunggalnya. Setelah kedatangan keempat sahabatnya ke rumah, Melly bercerita kepada keempat sahabatnya itu bahwa kedua orangtuanya sudah tidak pernah bertengkar lagi dan sangat memperhatikan Dia. Kini Melly kembali menjadi anak yang periang dan tidak pernah bersedih lagi.

     Makna dari cerpen ini adalah bahwa persahabatan yang sejati adalah mau menerima kekurangan sahabatnya, saling berbagi dalam suka maupun duka, saling mmbantu dikala sahabat diterpa masalah, itulah yang pantas disebut dengan Sahabat Sejati.

Cipt : Rosa Amelia (saya sendiri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar